Text
Rayap Hama Baru di Kebun Kelapa Sawit
Serangan rayap pada bangunan gedung dan tanaman kehutanan di berbagai negara tropika telah dilaporkan sejak lebih dari dua abad yang lalu. Demikian juga serangan serangga tersebut terhadap tanaman karet, kopi, tebu, kapuk dan kelapa telah sejak lama menjadi perhatian para ahli hama di berbagai negara. Tetapi serangan rayap terhadap tanaman kelapa sawit dapat dikatakan belum pernah diungkapkan secara luas kepada masyarakat, termasuk para pengelola perkebunan kelapa sawit. Padahal saat ini kelapa sawit telah menjadi komoditas perkebunan terpenting di Indonesia. Luasnya telah mencapai 8,9 juta hektar dengan produksi minyak kasar kelapa sawit (crude palm oil, CPO) lebih dari 23 juta ton per tahun. Bahkan dalam waktu dekat produk kelapa sawit Indonesia diperkirakan akan menyumbang sekurang-kurangnya 11% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Tak pelak lagi saat ini kelapa sawit telah menjadi primadona andalan perekonomian nasional, sekaligus menjadi pilar keunggulan sebagai produsen CPO nomor satu di dunia. Posisi strategis tersebut tentu perlu dijaga keberlanjutannya, termasuk dijaga dari penurunan produksi akibat gangguan hama.
Sementara itu kenyataan menunjukkan bahwa makin luasnya areal perkebunan kepala sawit di Indonesia telah diikuti oleh makin banyaknya kasus serangan rayap pada tanaman tersebut. Serangga hama tersebut telah dilaporkan di berbagai daerah, bukan saja di Sumatera dan Kalimantan sebagai "pusat kebun sawit" nasional, tetapi juga di Jawa. Tidak hanya pada kelapa sawit yang ditanam di lahan gambut, tetapi juga pada tanaman kelapa sawit di lahan non-gambut. kerusakan yang ditimbulkannya tidak sekedar pada perakaran dan pangkal batang, tetapi pada banyak kasus bisa sampai pada tandan buah, bahkan sampai menyerang titik tumbuh tanaman tersebut dan menyebabkan kematian. Tentu saja hal ini petut mendapat perhatian berbagai pihak, khususnya menyangkut strategi pengendalian hama tersebut.
No copy data
No other version available