Buku yang berjudul Berbisnis Itu (Tidak) Mudah dengan subjudul Pengalaman dan Pemikiran Arifin Panigoro ini sungguh sangat inspiratif. Selipan kata ‘tidak’ nya malahan mengasosiasikan sebaliknya. Kata ‘tidak’ itulah yang nantinya akan diuraikan kemudian. Buku setebal 190 halaman ini berisikan pemikiran dan pengalaman dari salah satu entrepreneur Indonesia yang kemudian popular sebagai technopreneur, Dr. Hon. Arifin Panigoro yang pada tanggal 14 Maret lalu ini genap berusia 65 tahun. Kata ‘tidak’ ini menjadi sangat cacthing title, tidak saja mengikat tetapi juga sangat menarik. Bagaimana AP – panggilan akrabnya ini menjalankan bisnis hingga mampu membuat Medco menjadi sebuah perusahaan besar ? Semua pertanyaan itu akan dijawabnya bukan dengan teori-teori manajemen canggih akademis, melainkan dengan cara menariknya dari pengalaman Learning by doing. Ia berusaha keras memujudakan ide-ide di kepalanya menjadi sebuah kenyataan. Apa yang dilakukannya lebih dari 30 tahun ini ditariknya sebagai bahan refleksi. Pengalaman menjadi knowledge dari Learning before, Learning during, Learning after hingga berujung sebagai Colective knowledge. Sesuai dengan pengakuannya, AP yang tidak suka berbelit-belit ini menjadikan buku ini mudah untuk dipahami dan karena itu mudah untuk dijadikan pegangan praktis. Ia keluar dari cara menyampaikan yang membuat dari berkerut-kerut. Prinsip-prinsip yang ditimba dari pengalaman praktis hidupnya sebagai pengusaha dari nol, sejak mahasiswa, hingga dalam 10 tahun terakhir, yaitu sampai awal tahun 2010, Medco telah memberikan kontribusi total kepada negara sebesar 7,6 miliar dollar AS. Masyarakat Indonesia pun memperoleh manfaat yang cukup besar dari diterbitkannya buku ini, diantaranya membalikkan pendapat umum bahwa mustahil dihasilkannya seorang entrepreneur asli Indonesia. Apa yang telah dilakukan oleh AP ini menjadi historical opportunity, kesempatan sejarah, untuk melanjutkan pembangunan bangsa dan negara. Sebagai salah satu Chief Executive Officer (CEO) yang ideal, AP sangat piawai dalam menerapkan prinsip-prinsip bisnis untuk menangkap peluang dan strategis dalam memenangi peperangan. Sosok ideal CEO nya tersebut dalam buku ini dirumuskan dalam sembilan prinsip, yakni intuisi, kesetaraan, kejujuran, percaya diri, jejaring, tangung jawab, sumber daya manusia, inovasi dan peduli. Dari kesembilan prinsip ini, belakangan diketahui bahwa hanya satu yang berkaitan dengan kompetisi, sedangkan yang lainnya menyangkut karakter manusia. Sembilan prinsip tersebut tidak ia pungut dan dapatkan dari bahan bacaan, melainkan lewat proses belajar yang sangat panjang. Yang dipengaruhi dan diperkaya oleh faktor lingkungan. Kesembilan prinsip ini pun, dengan karakternya sebagai batu sendi sekaligus batu penjuru mampu diangkat sebagai corporate values. Edisi kelima, sebagaimana empat edisi sebelumnya mendokumentasikan praktik dan kaidah bisnis yang telah AP lakoni selama ini. Sehingga tak heran jika para pengamat manajemen kini menyebutnya dengan pakem : Good Corporate Governance (GCG). Bagaimana ? Anda tertarik untuk menelusuri sepak terjang dan pemikiran Arifin Panigoro yang satu ini ? Segera dapatkan bukunya di toko buku terdekat di kota anda. Selamat membaca.

No other version available

No Data